Misteri Incung: Jejak Leluhur Kerinci yang Terpahat Sejak Abad ke-4″

PAPARANKITA. Sungai Penuh – Pameran tunggal Sanggar Ilok Rupo selama tiga hari di Gedung Nasional Sungai Penuh menyuguhkan kekayaan budaya Uhang Kincai yang menakjubkan. Dari artefak batu megalitikum hingga naskah kuno, terkuak warisan budaya yang nyaris terlupakan: Aksara Incung.

Aksara Incung, peninggalan leluhur suku Kerinci, merupakan satu-satunya aksara kuno yang ditemukan di Sumatera bagian tengah. Dibentuk dari garis lurus, patah, dan melengkung, aksara ini telah digunakan sejak abad ke-4 M untuk mencatat sejarah, hukum adat, sastra, hingga mantra-mantra.

“Ini adalah warisan yang luar biasa. Tidak semua daerah di Indonesia punya aksara tradisional, dan Incung menjadi identitas budaya yang langka,” ujar salah satu narasumber dari Sanggar Ilok Rupo.

Menurut beberapa peneliti, nama “Incung” berasal dari bahasa Kerinci “Ica” atau “Minca” yang berarti miring atau tidak lurus. Namun, ada pendapat lain yang menyebut definisi ini belum sepenuhnya tepat, karena beberapa huruf ditulis datar.

Menariknya, hingga kini belum ditemukan asal-muasal pasti Aksara Incung. Namun sejak 2011, aksara ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia asal Kabupaten Kerinci.

Pameran ini membuka mata publik akan peradaban tua yang tumbuh di Bumi Sakti Alam Kerinci. Sebuah pengingat bahwa sejarah besar bisa tersembunyi di balik lekuk-lekuk gunung dan lembah, menunggu untuk dikenali kembali.

 

 

 

Related posts
Tutup
Tutup