PAPARANKITA.Sungai Penuh – Kota Sungai Penuh kembali dihadapkan pada krisis sampah yang kian mengkhawatirkan. Dalam bulan ini saja, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) RPT beberapa kali mengalami “banjir sampah” akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. Sampah-sampah yang menggunung terbawa arus hingga mencemari aliran sungai dan meresahkan masyarakat.
Ari Sandra, Manajer Program dari Lembaga Hijau Conservation, mengungkapkan bahwa akar dari permasalahan ini terletak pada ketiadaan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) pada TPA RPT. “TPA RPT tidak mengantongi Amdal. Hal ini sangat fatal karena pembangunan tanpa Amdal berarti tidak memperhitungkan dampak penting terhadap lingkungan,” ujarnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan lembaganya, ditemukan tiga titik pencemaran di hulu sungai sekitar TPA RPT yang mengancam kesehatan masyarakat, terutama di wilayah Sungai Ning. Warga pun telah sepakat untuk menolak keberadaan TPA RPT yang kini dinilai menjadi sumber masalah lingkungan dan kesehatan.
Permasalahan tak berhenti di situ. Upaya pengelolaan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang tersebar di Kota Sungai Penuh juga belum berjalan optimal. Roma Indra, pemerhati lingkungan dari Lembaga Hijau Conservation, menilai TPS3R bisa menjadi solusi jika ada keseriusan dari pemerintah.
“TPS3R bisa efektif, asal ada tim terpadu yang dibentuk untuk mempercepat proses pengelolaan. Selain itu, pemerintah harus membuat komitmen kuat dengan pengelola agar semua kegiatan mengikuti SOP,” tegas Roma.
Ia juga menyoroti rendahnya kualitas pembangunan TPS3R saat ini yang tidak memenuhi kriteria lokasi dan tidak mempertimbangkan dampak seperti polusi udara akibat pembakaran sampah. Di sisi lain, para pekerja TPS3R mengeluhkan upah yang tidak layak, sehingga pengerjaan pun berjalan setengah hati.
Namun, Roma optimis. Dengan dukungan Peraturan Daerah, hasil pengolahan seperti pupuk organik dari TPS3R bisa dipasarkan lebih luas, asalkan pemerintah mau berinvestasi pada sistem dan sumber daya manusia.
Krisis sampah di Sungai Penuh bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga soal keberlanjutan hidup masyarakat. Kini, semua pihak dituntut untuk bergerak cepat – dari mencari lokasi TPA baru yang sesuai standar, hingga mengaktifkan kembali TPS3R sebagai solusi jangka panjang.(Jaka)