Si Emas Cokelat dari Tanah Tertinggi Sumatra

PAPARANKITA. Di jantung Sumatra, tepatnya di kaki Gunung Kerinci yang megah, tumbuh sebuah tanaman rempah yang harum, eksotis, dan digadang-gadang sebagai kulit manis terbaik di dunia—Kulit Manis Kerinci, atau yang dikenal secara internasional sebagai Kerinci Cinnamon.

Keunggulan Dunia dari Lereng Gunung

Kulit manis Kerinci bukanlah sembarang kayu manis. Ia tumbuh di ketinggian lebih dari 1.400 meter di atas permukaan laut, menjadikannya memiliki kandungan minyak atsiri (cinnamaldehyde) yang tinggi dan aroma yang kuat serta manis alami. Inilah yang membedakannya dari jenis kayu manis lain di dunia. Warna cokelat kemerahan yang khas, tekstur lembut namun padat, dan rasa manis hangat menjadikannya incaran pasar ekspor dari Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.

Kegunaan Kulit Manis Kerinci

Selain menjadi bintang dapur dalam olahan kue, roti, kopi, dan minuman herbal, kulit manis Kerinci juga menyimpan segudang manfaat kesehatan. Beberapa di antaranya:

Antioksidan alami: Melindungi tubuh dari radikal bebas.

Pengatur gula darah: Membantu menurunkan kadar gula dalam tubuh.

Antibakteri dan antijamur: Digunakan dalam pengobatan tradisional dan modern.

Aromaterapi alami: Minyak dari kulit manis memberikan efek relaksasi.

Tak hanya itu, industri kosmetik dan farmasi pun menjadikannya bahan baku bernilai tinggi karena kandungan senyawanya yang multifungsi.

Warisan Leluhur dan Harapan Masa Depan

Bagi masyarakat Kerinci, kulit manis bukan hanya komoditas ekonomi, melainkan juga warisan budaya. Dari generasi ke generasi, teknik penanaman, panen, hingga pengolahan dilakukan secara turun-temurun dengan penuh ketekunan dan kearifan lokal. Dengan dorongan pasar global dan pertanian berkelanjutan, kulit manis Kerinci berpotensi menjadi ikon rempah Indonesia yang mendunia (red/Jaka)

Related posts
Tutup
Tutup